Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Bagi seseorang yang terampil menulis, sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan menata informasi. Dikatakan demikian karena menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis yang produktif satu diantaranya adalah menulis menghasilkan teks prosedur kompleks. Memproduksi teks prosedur adalah satu diantara kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas XI pada semester I (ganjil) pada kurikulum 2013 revisi 2018. Siswa yang mahir memproduksi teks prosedur, dapat di pastikan bahwa siswa tersebut mempunyai pola pikir yang teratur dan runtut. Oleh karena itu, melihat pentingnya pembelajaran menulis teks prosedur ini, maka penulis tertarik untuk melakukan inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran memproduksi teks prosedur.
Berdasarkan data artikel penelitian di sekolah banyak yang menyebutkan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa di SMK masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan. Hal itu disebabkan dalam pembelajaran menulis guru masih menggunakan metode ceramah. Sehubungan dengan permasalahan yang telah dipaparkan, perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar memperoleh hasil yang baik. Salah satu cara yang dapat memperbaiki kondisi tersebut yaitu diperlukannya penggunaan dan pengembangan metode pembelajaran.
Penggunaan metode pembelajaran merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar yang harus mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan kegiatan belajar mengajar (Hamdani, 2011:81). Dengan adanya metode pembelajaran yang digunakan, siswa dan guru dapat saling berinteraksi dalam hal pembelajaran, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Adapun beberapa macam metode pembelajaran yang dapat digunakan, seperti Picture and Picture, Cooperative Script, Laps-Heuristik, Improve, dan Circuit Learning (Suyatno, 2009:74-75).
Model model tersebut dapat dipakai secara sendiri dalam satu kali pertemuan kelas ataupun penggunaanya dapat digunakan melalui gabungan maupun dengan multi model dalam pembelajaran. Sedangkan menurut penulis metode yang cocok diterapkan sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam mengembangkan teks prosedur adalah metode gabungan antara cooperative script dan picture and picture.
Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas (Schank dan Abelson dalam Hadi, 2007). Ahli lain mengatakan bahwa model belajar Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Jadi model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam materi yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing (Alit, 2002:203).
Sedangkan Picture And Picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. strategi ini mirip dengan sebagai media pembelajaran. Strategi ini mirip dengan Example Non- Example, Example Non- Example, dimana gambar yang dimana gambar yang diberikan pada siswa harus dipasangkan atau diurutkan secara logis. Gambar-gambar ini menjadi perangkat diberikan pada siswa harus dipasangkan atau diurutkan secara logis. Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan variasi tahapan-tahapan strategi pembelajaran Cooperative Script, diantaranya adalah MURDER Script (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review) (Jacobs, dkk, 1996). Mood merupakan tahap kesepakatan untuk menentukan aturan yang digunakan dalam berkolaborasi, misalnya memberikan isyarat jika terjadi kesalahan dalam menyampaikan ide-ide pokok seperti menepuk bahu atau dengan isyarat suara atau dengan yang lainnya. Understand merupakan tahap membaca untuk memahami isi teks dalam waktu tertentu. Recall merupakan tahap membuat ringkasan ide-ide pokok dari materi, dan selanjutnya menyampaikan kepada pasangannya. Detect merupakan menemukan kesalahan dari ringkasan dan penyampaian pasangannya. Elaborate merupakan tahap menguraikan hasil ringkasan materi dari peserta didik kepada pasangannya. Review merupakan tahap kedua pasangan mencari hubungan ide-ide pokok materi dengan kehidupan nyata siswa, ide lain yang pernah dipelajari, pendapat tentang materi, dan reaksi emosional atau respon terhadap ide-ide pokok materi.
Di samping itu, sintaks model pembelajaran Picture and Picture meliputi: guru menampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai, guru memberikan materi pengantar sebelum kegiatan, guru menyediakan gambar gambar yang akan digunakan berkaitan dengan materi, guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada, guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar, dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kombinasi dari kedua model pembelajaran inovatif Cooperative Script dan Picture And Picture dapat diimplementasikan sebagai berikut: Guru membagi siswa untuk berpasangan, Guru membagikan wacana/materi teks prosedur dengan aturan siswa 1 membawa materi struktur teks prosedur dan siswa 2 membawa materi kaidah kebahasaan dalam teks prosedur, materi yang diberikan pada tiap siswa untuk dibaca dan dibuat ringkasannya, Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar, Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak mengoreksi menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya, Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, Guru membantu siswa menyusun kesimpulan. Setelah selesai memahami isi, struktur, dan kebahasaan dari teks prosedur yang telah didapatkan dari teman sepasang, barulah penugasan diberikan secara berkelompok. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan diberi tugas membuat sebuah teks prosedur yang dikembangkan menjadi urutan gambar-gambar dan dipresentasikan.
Dari strategi dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah penulis paparkan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan rekan guru yang ingin menerapkan metode dan model pembelajaran tersebut dikelas, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kompetensi dasar yang menuntut siswa mengembangkan teks prosedur dengan memerhatikan hasil analisis terhadap isi, struktur, dan kebahasaan untuk SMK kelas XI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar