Minggu, 04 September 2022

PUISI KU ... PUISI SATU SAMPAI EMPAT

PUISI 1

Kenanglah Daun Itu

Daun itu kuning karena kering

Ia hampa melihat udara yang beriring

Mereka terlihat terpolusi dengan sering

Perasaan hati ku pun juga sama dengannya,

bergeming di ranting

Daun itu kering karena layu

Aku melihatnya dengan mata yang sama sayu

Dia terlihat sepertiku yang sedang mendayu

Mencoba berusaha menyingkap tabir yang begitu tabu

Daun itu beterbangan karena angin

Seolah mendengar arahnya yang memenuhi ingin

Menyindir sandarku pada beringin

Yang terlampau memuja hati yang dingin


PUISI 2

Bertahan

Kertas usang di dinding itu menempel tak bergeming

Seolah menyiratkan bahwa “aku sudah lelah berada disini!”

Tak bisakah yang lalu lalang itu menghampiriku barang sebentar?

Kertas itu tetap berpuisi…

Hilang dalam heningnya sendiri


PUISI 3



Kompleks Manusia


Berpuluh kali aku meragu

Beribu kali rasa hati tak tentu

Berjuta kali diri ini seperti batu

Nyatanya, satu tubuh ini memang telah beku dengan milyaran perilaku


Dalam satu masa, bisa saja manusia itu menggemingkan hakikatnya

Tapi kuasa genggaman Tuhan

tak bisa lumpuh hanya dengan rayuan


PUISI 4



Indahnya Pemandangan

Matematika kehidupan sangat indah dipandang.

Hak untuk dilihat dan terpampang nyata diberikan.

Biasalah! Semua dalam sekejap pandangan akan terasa benar oleh benak.

Tidak lagi peduli dengan nurani dan kata hati yang teramat suci.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar